inkadrina

Kamis, 21 Maret 2013

Mom, I Love You Most


"mom’s problem is daughter” – kalimat dari sebuah serial di TV.

Yah, masalah ibu adalah anak perempuannya. Kenapa begitu? Kenapa harus anak perempuan? Kenapa ga anak laki-lakinya? Jawabannya mudah. Karena seorang ibu lebih protektif terhadap anak perempuannya daripada terhadap anak laki-lakinya. Positif! Walaupun dia punya 2 anak perempuan dan 1 anak laki-laki, seorang ibu akan lebih protektif terhadap anak perempuannya. Oleh karena itu, masalah bagi seorang ibu adalah anak perempuannya *yang biasanya sangat sulit buat dijaga*.

Dan sama seperti mamanya, anak perempuan biasanya berpendapat bahwa “girl’s problem is mom”. Kenapa begitu? Udah jelas…. Karena tentu saja banyak anak perempuan yang merasa terkekang oleh mamanya. Yah, semacam timbal balik ya. Ga semua mama sih kaya gitu, tapi ibu pada umumnya adalah sosok yang agak menyebalkan untuk anak perempuannya.

Tapi, biar bagaimana pun menyebalkannya si mama, tetap she’s the best mom in this world! Terkadang ada saat dimana mama memang sangat menyebalkan karena ga satu otak atau satu pikiran dengan kita, tapi ada saatnya kita emang merasa pas dan butuh dengan dia. Di setiap marahnya mama itu masih tersimpan rasa peduli. Di setiap tindakan protektifnya itu masih tersimpan rasa sayang.

Misalnya di saat belanja. Yah, belanja sama mama ada enaknya dan ada engganya. Enaknya itu semua belanjaan kita disponsori oleh mama, kita tinggal nyoba barangnya, kalau cocok tinggal dibayarin sama mama. Kalo haus dan lapar tinggal bilang sama mama terus dibayarin. Teruuss enaknya kalo sama mama, bakal ada yang frontal bilang barang itu cocok ga buat kita. Mama bakal selalu jujur itu barang cocok ga buat dipakai sama kita. Ga enaknya adalaaaaah, ya, terkadang selera kita *anak muda,ehm* berbeda dengan sang mama. Yang menurut kita lagi ngetrend, bisa dibilang kampungan sama mama. Yang menurut kita bagus warnanya, bisa dibilang kusam warnanya sama mama. Yah, that’s mom.

Ada lagi di saat mau pergi sama temen. Entah karena zaman yang emang udah berubah atau emang si mama yang agak lain. Apa mungkin pergaulan sekarang yang lebih bebas daripada pergaulan zaman dahulu?-_-“ kalo saya, khususnya, sangat jarang dikasi pergi sama mama keluar kota sama temen apalagi sampai nginap. Ya, saya sadar diri kalau saya belum bisa jaga diri sendiri dengan tepat emang jadi yah, terima nasiblah kalo emang susah dikasi keluar kota gitu. Tapi tetap aja sekali-sekali kita pasti pengen juga pergi jauh bareng teman. Kalo tetap ga dikasih, biasanya si anak bakalan merajuk. Mogok makan, mogok ngomong, mogok disuruh bantuin beres-beres rumah dan kerjaannya ngunci diri di kamar. Ha! Girls…. Tentu aja yang ngalah pada akhirnya adalah si anak karena pada umumnya anak yang lebih butuh orangtua daripada orangtua membutuhkan anak. Dan satu lagi. Si mama sangat susah buat percaya sama temen-temen kita apalagi temen kita yang baru yang masih asing buat dia. Dia bakalan banyak nanya tentang teman kita tersebut hahaha mom!

Lalu di saat sakit. Setiap sakit pasti saya selalu dimarahin sama mama. Dia marah karena saya sering jajan diluar, makan ga teratur dan sering minum-minuman yang dingin tanpa makan sebelumnya. ya, disaat saya sakit, dia enak-enaknya marah. Dia selalu bilang ‘mama ga peduli kalo kamu sakit. Kamu sendiri yang makannya ga beres.’ Nyatanya? Dia orang pertama yang nanyakin kenapa lemas, dia orang pertama yang nanyakin udah minum obat belum, dan dia orang pertama yang bakalan nyuruh istirahat. Sebagai orang yang, ehm, penyakitan, bisa dibilang saya sangat sering merasakan sayangnya mama ketika saya sakit. Ketika pergi ke dokter, mama akan khawatir seakan-akan yang sakit itu adalah dirinya, seakan-akan yang didiagnosa itu adalah dirinya, seakan-akan yang disuntik itu adalah dirinya. Mama rela tidak tidur sepanjang malam ketika menjaga anaknya yang sedang sakit. Tidak heran begitu anaknya sembuh, maka si mama gantian untuk sakit. That’s mom.

Yah, sengesel-ngeselinnya si mama tetap aja dia itu segalanya. Mom’s everything. Apa coba yang bisa kita buat tanpa mama? Apa jadinya kita tanpa dia? Iyah, tepat. Ga jadi apa-apa kita tanpa dia. 

Seberapa banyak pun kita buat baik ke mama, semuanya belum cukup buat balas budi ke dia. Belum cukup…. Saking banyaknya yang udah dikorbankan seorang mama buat kita, anaknya. Anak yang kadang ga tahu diri. Anak yang kadang bisanya Cuma mengecewakan orang tua dan membuat mereka menangis. Kalau beribu perbuatan baik aja ga cukup buat balas budi ke mama, terus kenapa kita masih bisa ngelakuin hal yang ngecewain buat dia? Buat baik aja belum terbalas, apalagi ditambah sama perbuatan yang ngecewain.

Percayalah, gimana pun ngeselinnya si mama, pasti selalu ada pesan di setiap larangannya tersebut. Pasti selalu ada kebaikan di setiap kata-katanya. Dan pasti selalu ada rasa sayang di setiap perbuatannya.

Mom, I love you most.

2 komentar: