inkadrina

Kamis, 09 Mei 2013

Dalam Diam

Disana, kau berdiri membelakangiku dengan memakai tas ransel dan jaket biru yang kau sampirkan di tasmu. Asyik berbicara dengan teman-temanmu tanpa mengetahui seseorang yang sedang mencoba mencuri-curi pandang ke arahmu. Tanpa perlu melihat wajahmu, aku tahu itu adalah dirimu. Bahkan dari postur saja, aku sudah bisa mengenalimu.

Tidak, aku tidak akan berani menatapmu secara terang-terangan. Aku akan sangat malu apabila salah satu temanmu menangkapku sedang melihat ke arahmu. Aku akan salah tingkah ketika mereka melemparkan senyum jahil mereka kepadaku. Dan aku rasa jantungku akan meledak apabila kau mengetahui bahwa aku sedang menatapmu.

Jadi, inilah aku, duduk bersama teman-temanku, namun fokusku adalah kamu. Inilah aku, orang yang sedang mencari tempat ternyaman untuk bisa menatapmu tanpa diketahui oleh teman-temanmu. Inilah aku, menatapmu sekilas namun tahu pasti apa yang sedang kau kenakan hari ini. Inilah aku, bersama teman-temanku, tetapi mengetahui gerak-gerikmu dari sudut mataku.

Tidak, aku bukannya mencoba menurunkan harga diriku dengan bertingkah bodoh seperti itu. Aku bukannya sedang membuat teman-temanmu berpikir bahwa akulah ‘Si Gadis yang Selalu Berharap’. Dan aku juga bukannya tidak berpikir bahwa yang aku lakukan saat ini adalah tindakan yang bodoh dan sia-sia.


Tetapi, apa yang bisa aku lakukan ketika mataku tak ingin melepas sosokmu yang sangat sempurna di mataku?

Apa yang bisa aku lakukan ketika tanpa sengaja jantungku berdetak kencang ketika melihat dirimu?

Apa yang bisa aku lakukan ketika tanpa sadar mulutku mengeluarkan kalimat-kalimat pujian untukmu karena dirimu begitu menakjubkan bagiku?

Apa aku harus memaksa mataku agar pura-pura tidak melihat sosokmu? Memaksa jantungku agar kembali berdetak dengan normal? Memaksa diriku untuk tidak takjub?

Tidak, semua ini tidak bisa dipaksa. Hati ini tidak bisa dipaksa.


Ya, aku tahu ini semua bodoh. Tapi, apa peduliku? Selama aku bisa melihat dirimu, aku merasa seperti terbang. Selama aku bisa memandangmu, aku akan merasa puas. Dan selama aku bisa memperhatikanmu, aku akan sangat bahagia.

Aku tidak peduli dengan kenyataan bahwa kau tidak balas memandangku. Bahwa kau tidak tahu aku sering memperhatikanmu dalam diam. Bahwa kau tidak tahu ketika kau berjalan didepanku, ragaku seakan tidak mau bergerak lagi. Bahwa kau tidak tahu betapa banyak pujian-pujian terlontar dari mulutku. Bahwa kau tidak tahu betapa banyak cerita tentang dirimu yang sudah sering aku ceritakan kepada sahabat-sahabatku. Dan bahwa kau sangat tidak tahu ada aku disini yang selalu memujamu bagaimanapun dirimu.

Ya, kau tidak tahu semua itu. Kau seharusnya memang tidak tahu semua itu.

Kau tidak akan tahu, karena aku…mencintaimu dalam diam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar